Recent Posts

Jumat, Desember 03, 2010

Tentang DIA yang telah Pergi

Samar-samar petikan merdu suara gitar dari kejauhan membawa ku pada lamunan akan tentang dirinya.
Saya mengenalnya sejak SMP, walaupun tak sekelas tapi kedekatan kami melebihan pertemanan biasa. Saya menyebutnya sahabat. Persahabatan ini tak hanya terjalin dengannya saja, melaikan menjadi depalan orang. bukan jumlah yang sedikit untuk menyelaraskan pikiran dan hati menjadi sahabat. tapi buat kami jalan pikir yang berbeda bukan jadi penghalang untuk tetap selalu bersama menikmati masa-masa sekolahan.

Pondok cokelat menjadi saksi persahabatan kami, saat istirahat bahkan sampai jam pelajaran pun berakhir tempat ini selalu menjadi persinggahan kami. waktu pulang sekolahpun menjadi momment penting yang tak boleh kami lewatkan. berseda gurau, gossip, curhat dan bertukar pikiran menjadi aktivitas penting sambil menunggu salah seorang guru yang nantinya akan kami tumpangi mobilnya saat pulang nanti. walaupun jarak rumah kami semua berjauhan, tapi guru yang kami cintai ini slalu ikhlas mengantarkan kami untuk pulang. walaupun kami harus menunggu lama saat beliau rapat, tapi kami tetap setia menunggu.

Kembali tentang DIA, 
Persahabatan ku dengannya tidak terhenti sampai kami semua lulus SMP, kami kembali menjalin kisah ini saat kelas 2 SMA. yah... saat kelas 1 SMA, kami memang sempat sibuk dengan aktivitas masing-masing sampai akhirnya kisah kami ini terjalin kembali. sampai hari ini, saya masih terus mengingat isi smsnya hari itu: "Senangnya hari ini bisa kembali dekat dengan kalian. terima kasih untuk hari ini"
Hari-hari di sekolah kami lalui bersama, bahkan disaat liburpun kami slalu melewatinya bersama-sama.  kami selalu menikmati indahnya dunia dalam balutan kerlap-kerlip bintang dimalam hari.Banyak kenangan tentangnya, banyak cerita indah dan sedih bersamanya. dia sangat cerewet, tapi dia sangat perhatian dan penyayang. dia selalu marah-marah saat saya tidak memperhatikan kebersihan, dia slalu cerewet saat saya berpanas-panasan, dia slalu menegurku saat saya tidak memperhatikan kesehatanku. dia sangat orang yang sangat care pada sahabat-sahabatnya.  
Saat dia bahagia akan sesuatu, cubitan gemes pati akan mendarat dipipi atau dilengan kami. itu salah satu ciri khasnya dia saat bahagia.

AYU SRI WULANDARI, itulah nama indahnya. banyak cerita tentangnya, banyak kenangan tentangnya, banyak momment ku lewati bersamanya, banyak nasehat yang selalu di sampaikannya.
Sampai pada tanggal 10 oktober 2010, tepat pukul 18.15 wita saya menerima telepon dari salah satu sahabat saya. saat itu hanya ada suara tangisan sendu dari seberang sana, saya panik. ada apa? kenapa dia menangis? saya bertanya dan dia hanya menangis, karena panik sy membentaknya untuk segera diam dan mengatakan apa yang terjadi. dan terisak-isak teman saya mengatakan kalau "AYU meninggal". saya semakin marah padanya, sy menganggap dia bercanda hingga akhirnya suasana hening di maghrib itu pecah oleh tangisanku. saya menangis sejadi-jadinya, saya semakin bingung. sy bingung harus melakukan apa..karena dia jauh, kami terhalang oleh jarak. sy keluar duduk diteras dan kembali menangis membayangkan 2 kalimat tadi... dalam tangisanku sy marah..saya benci pada diri sendiri. kenapa saat dia pergi, saya tak ada di sampingnya??

Akhirnya sy memutuskan untuk berkumpul bersama sahabat-sahabat kami yang ada di makassar, kami berencana untuk segera berangkat. akhirnya kami memutuskn untuk segera berangkat untuk melihatnya yang terakhir kalinya.dia cantik dalam tidurnya, dia bahkan lebih cantik dari putri-putri yang ada dalam dongeng. dalam tidurnya dia tersenyum, dia pergi tanpa menyusahkan orang lain bahkan kedua orang tuanya sekali pun. dia pergi saat semua orang bersuka cita merayakan hari bahagia kakaknya. dia pergi dalam keadaan damai. dan ini yang membuatku yakin, dia memang orang yang sangat baik.

Saat mengantarkannya ke tempat pengistirahatan terakhirnya, saya berjanji untuk tidak mengeluarkan air mata lagi, walaupun itu sangat sulit. sampai saat ini pun, hati ku masih sering menagis saat mengingatnya. saya rindu padanya... saya merindukan suara cemprengnya yang berteriak merindukan saya, saya juga rindu curhatannya dan saya akan semakin merindukan omelannya.

"AYU, yakinlah bahwa walaupun kau tak ada lagi di bumi ini lagi. tapi kau akan selalu ada di hati ku. karena ku menyayangi mu bukan hanya ragamu tapi juga jiwamu.bahagia dan tenanglah kau di sana, kami sangat merindukanmu."



2 komentar:

Emma mengatakan...

saya jadi ingat teman dekatku waktu SMA, dia juga sudah berangkat duluan ke rumah Tuhan. sayangnya hari itu saya terlambat tahu kabar sedih itu. saya tidak sempat mengantarnya hingga tempat istirahat terakhir.

jangan lupa kirimkan Al Fatihah buat sahabat ta

Rachmathi Sari MDS mengatakan...

iya k'... untungnya sy masih sempat ji liat dia sampe ke tempat istirahat terakhirnya. kangen sama dia ....
makasih k'..

Posting Komentar

Silahkan...silahkan....terima saran dan kritikan juga..